Program DLH Malang

Coba deh, kamu ingat kapan terakhir kali hujan deras bikin jalan di sekitar rumah berubah jadi “danau kecil”? Kadang banjir datang bukan karena curah hujan tinggi, tapi karena saluran air yang mampet akibat sampah dan sedimen yang menumpuk.

Plastik, ranting, hingga lumpur yang terbawa arus sungai sering jadi biang kerok utama. Akibatnya, air meluap, jalan becek, bahkan bisa masuk ke rumah. Nggak cuma bikin repot, tapi juga rawan penyakit dan kerusakan infrastruktur.

Dari situlah lahir Gerakan Angkut Sampah dan Sedimen (GASS), program kolaboratif yang mengajak warga untuk ikut bertanggung jawab menjaga lingkungan. Gerakan ini bukan sekadar bersih-bersih sungai, tapi langkah nyata membangun budaya hidup bersih dan cinta lingkungan yang bisa bertahan jangka panjang.

Gerakan GASS Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang

GASS adalah singkatan dari Gerakan Angkut Sampah dan Sedimen. Program ini digagas oleh DLH Kota Malang untuk mengatasi masalah klasik: tumpukan sampah dan sedimentasi yang menyumbat aliran sungai dan drainase. Tapi, yang menarik, GASS bukan proyek yang top-down — justru gerakan ini tumbuh dari partisipasi aktif warga.

DLH menentukan titik-titik sungai yang menjadi target, seperti Sungai Kutuk, Sungai Andalas, dan wilayah Pandanwangi, di mana penumpukan sampah sering menyebabkan genangan air. Bersama masyarakat, relawan, dan komunitas lokal, mereka turun langsung ke lapangan. Aktivitasnya meliputi pembersihan saluran air, pengangkutan sedimen, sampai sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan sungai.

Gerakan ini juga terintegrasi dalam program “Ngalam Rijik”, alias Malang Bersih, yang menjadi misi besar Pemkot Malang untuk menciptakan kota hijau dan sehat. Dengan semangat gotong royong dan edukasi lingkungan, GASS bukan cuma proyek kebersihan, tapi gerakan sosial yang memperkuat kolaborasi antarwarga dan pemerintah.

Membangun Budaya Hidup Bersih dan Cinta Lingkungan

Manfaat Jangka Panjang Gerakan GASS Bagi Masyarakat Malang

1. Mengurangi Risiko Banjir dan Menjaga Infrastruktur Kota

Setiap kali sungai dan drainase dipenuhi sedimen, aliran air jadi tersumbat. Nah, lewat GASS, warga dan petugas DLH rutin membersihkan endapan lumpur dan sampah di titik-titik rawan banjir.

Efeknya? Saat musim hujan, air bisa mengalir lancar tanpa hambatan. Banjir berkurang, jalanan nggak lagi becek, dan fasilitas umum pun lebih awet. Bahkan, dengan mengurangi genangan air, biaya perbaikan drainase juga bisa ditekan.

2. Menjaga Kesehatan dan Kualitas Hidup Masyarakat

Lingkungan yang kotor bisa jadi sarang penyakit. Tumpukan sampah dan air tergenang adalah tempat ideal bagi nyamuk dan bakteri berkembang biak. Dengan adanya GASS, risiko penyakit seperti DBD, diare, dan infeksi kulit bisa ditekan.

Menurut studi dari Universitas Negeri Makassar tentang pengelolaan sampah berkelanjutan, pengurangan limbah di sumbernya secara langsung meningkatkan kualitas udara dan menurunkan potensi penyakit lingkungan.

GASS, dengan kegiatan bersih-bersih rutin dan edukasi warga, membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan aman buat keluarga.

3. Membangun Kesadaran dan Partisipasi Warga

Hal paling keren dari GASS adalah semangat kolaborasinya. Warga nggak cuma jadi penonton, tapi ikut turun langsung, mulai dari pelajar, komunitas, sampai aparat kelurahan. Keterlibatan aktif ini membuat masyarakat merasa memiliki lingkungan mereka sendiri. Perlahan, kesadaran menjaga kebersihan jadi kebiasaan sehari-hari.

4. Melestarikan Ekosistem Sungai dan Meningkatkan Estetika Kota

Sampah dan sedimen yang menumpuk bukan cuma bikin mampet, tapi juga merusak habitat ikan dan mikroorganisme air. GASS secara tidak langsung memulihkan ekosistem sungai dengan menjaga kebersihannya.

DLH Kota Malang mencatat, setelah kegiatan GASS di beberapa titik, debit air sungai menjadi lebih stabil dan tidak lagi berbau. Ini artinya, kehidupan biota air mulai pulih.

Selain itu, sungai bersih dan jalan bebas genangan bikin wajah kota makin indah. Bayangin kalau tiap sungai di Malang bersih dan rapi, pasti vibes-nya jadi kayak kota hijau modern yang nyaman buat wisata dan aktivitas harian.

5. Efisiensi Anggaran Pemerintah dan Keberlanjutan Ekonomi

GASS juga membawa dampak ekonomi. Dengan mencegah kerusakan infrastruktur akibat banjir, biaya perbaikan bisa dialihkan ke program lain, seperti penghijauan atau fasilitas publik baru.

Selain itu, kegiatan GASS membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar, mulai dari tenaga kebersihan, daur ulang sampah, hingga edukator lingkungan. Ini sejalan dengan program Bersih Indonesia yang dijalankan di berbagai daerah untuk memperkuat ekonomi sirkular.

GASS DLH

Upaya DLH dan Pemerintah Kota Malang dalam Menyukseskan GASS

DLH nggak main-main dalam menjalankan GASS. Mereka mengoptimalkan kolaborasi lintas sektor — dari pemerintah, komunitas, sampai sekolah.

Beberapa strategi yang dijalankan antara lain:

  • Penentuan titik prioritas: sungai dan saluran air yang sering tersumbat jadi target utama.

  • Sosialisasi dan edukasi warga: dilakukan rutin agar masyarakat tahu pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

  • Penyediaan sarana dan alat kebersihan: dari truk sampah, karung pengangkut, hingga armada pembersih.

  • Pelaporan dan evaluasi: setiap kegiatan GASS dilaporkan secara terbuka melalui media sosial dan laman resmi DLH.

Semua ini dilakukan dengan tujuan agar program nggak cuma jadi event sesaat, tapi gerakan yang terus hidup dalam kesadaran masyarakat.

Membangun Budaya Hidup Bersih dan Cinta Lingkungan dengan Gerakan GASS

Dari semua penjelasan tadi, satu hal yang jelas: GASS bukan hanya tentang membersihkan sampah, tapi tentang membangun kesadaran kolektif.

Kota yang bersih bukan hasil kerja satu hari, tapi hasil kerja bareng seluruh warganya. Setiap kali kamu ikut bersih-bersih sungai, buang sampah di tempatnya, atau ngajak tetangga buat lebih peduli lingkungan, kamu sudah jadi bagian dari perubahan besar itu.

Karena pada akhirnya, budaya hidup bersih bukan cuma mencegah banjir, tapi juga menjaga kesehatan orang-orang yang kamu cintai. Dan kalau GASS terus berlanjut, bukan hal mustahil kalau Kota Malang jadi contoh kota hijau terbaik di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *